Selasa, 13 November 2012

Fakultas Ilmu Budaya 2012: Gedung Baru Dinilai Belum Efektif Dalam Proses Perkuliahan Maba


Fakultas Ilmu Budaya sebagai salah satu fakultas baru di Universitas Brawijaya kini terus melakukan proses pembangunan gedung baru sejak tahun 2010 lalu. Upaya perbaikan fasilitas terus dilakukan demi terjaminnya kenyamanan dalam proses perkuliahan antara dosen dengan mahasiswa. Adanya perombakan dengan menambah lahan dari salah satu bangunan fakultas MIPA ini diharapkan mampu menampung mahasiswa FIB yang jumlahnya semakin meningkat. Belum terselesaikannya pembangunan gedung baru tersebut, juga dirasa sebagian besar mahasiswa dalam mempengaruhi kenyamanan proses perkuliahan. Kurang nyamannya fasilitas gedung baru FIB dapat dilihat dari minimnya jumlah bangku, kebersihan ruang kelas dan toilet di beberapa sudut ruangan.
Sebagian mahasiswa merasakan kenyamanan ketika memasuki gedung baru yang sengaja didesain sedemikian rupa. “Awal masuk gedung baru FIB, aku seperti masuk ke lobi hotel, bagus!” ujar Ayu, mahasiswi Sastra Jepang 2012 ini sembari tersenyum. Memang secara arsitektur gedung baru FIB memiliki kharakteristik berbeda dari fakultas-fakultas lainnya. Hal tersebut telah memberikan kesan khusus bagi mahasiswa baru yang baru mangenyam bangku perkuliahan.
   “Gedungnya sudah bagus, tapi kelas yang berada di gedung baru kurang layak untuk kuliah, khususnya ruang 2.13 ada banyak kursi lipat tanpa meja, tanpa AC, tanpa LCD, dan terganggu dengan suara-suara konstruktor bangunan yang sedang bekerja,” ujar Reza, mahasiswa baru Sastra Jepang.
Namun jika menengok fasilitas di gedung lama sebelumnya seperti toilet yang masih “memprihatinkan”, adanya toilet di gedung baru dirasa sudah memberikan kenyamanan baik bagi dosen maupun mahasiswa. Kebersihan yang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama masih saja diabaikan, ditambah dengan tidak adanya tempat sampah membuat mahasiswa tidak mempedulikan kebersihan. Hal tersebut membuat sampah-sampah semakin berserakan. Ketersediaan air juga dirasa masih belum lancar untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Keran air yang masih sering “macet” tidak dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa secara maksimal.
Namun pembangunan gedung baru ini dilihat dengan sudut pandang yang berbeda dari beberapa dosen pengajar FIB. Gedung baru FIB sudah cukup nyaman untuk ditempati saat ini. Para mahasiswa baru terlihat antusias untuk mengikuti perkuliahan di awal semester ini. Selain itu bukti perkembangan dari Fakultas Ilmu Budaya juga semakin terlihat. Adanya keterlambatan pembangunan ini dirasa wajar dan tidak menjadi masalah pada saat proses perkuliahan. “Wajar saja gedung ini belum selesai, karena pembangunan gedung bertingkat memang harus bertahap dan membutuhkan waktu yang lama,” tutur salah satu dosen dari prodi Sastra Inggris.
Hal tersebut dirasa tidak sebanding dengan biaya gedung yang telah diberikan. Beberapa mahasiswa mengeluhkan akan kemahalan biaya yang ada di FIB dengan fasilitas yang belum memadai. Tingginya biaya SPP di FIB sebagai salah satu fakultas yang diprediksikan mendapat jumlah SPP proporsional termurah pun masih dirasa sebagian mahasiswa baru. Lalu, kapan pembangunan gedung baru FIB akan diselesaikan?  Mungkin mahasiswa FIB perlu lebih bersabar untuk menikmati fasilitas gedung baru yang masih dalam tahap perbaikan ini.
Harapan dari seluruh mahasiswa yang telah membayar mahal untuk masuk dan berkuliah di Fakultas Ilmu Budaya ini adalah kenyamanan belajar dan perbaikan fasilitas. Bahkan saat ini mereka rela belajar dengan lesehan, lantaran ketidaktersediaan kursi meja lipat dalam kelas. Hal ini menunjukkan betapa semangat mereka untuk mengenyam berbagai ilmu di bangku kuliah dengan membawa secercah harapan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya.(rzl/fib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  • PK2MABA FIB UB 2013