oleh: Anjar W. N. Tyas*
Nidayaku dibentuk dengan tujuan untuk menyatukan warga FIB khususnya untuk para mahasiswa(i) yang mempunyai bakat dalam bidang seni. Pada tahun sebelumnya, NIDAYAKU (Seni dan Budayaku) disebut dengan Parade Budaya. Kemudian dengan didorong oleh banyak alasan yang berkaitan dengan perubahan nama, salah satunya adalah birokrasi dari dekanat. Sempat ketika panitia mengajukan proker terjadi penolakan karena anggapan bahwa acara dan konsep sama seperti Parade Budaya tahun sebelumnya.
Nidayaku juga bisa disebut sebagai “Hari Raya-nya FIB,” memaksimalkan teman-teman mahasiswa FIB sebagai pengisi acara. Seperti contoh dalang dari wayang, di mana Ki Dyan adalah salah satu mahasiswa FIB juga dari prodi Antropologi Budaya. Terdapat pula beberapa yang kami masih mengadaptasi dari Parade Budaya tahun sebelumnya seperti dolanan dan konvoi. Hanya saja untuk parade atau konvoi tahun ini kami lebih melibatkan pihak dekanat yang kemarin diwakilkan oleh salah satu Kajur di FIB dan semua LKM di FIB dan kami punya reward untuk masing-masing LKM seperti LKM terheboh kemudian terunik dari kostumnya.
Untuk kendala sendiri yang saya rasa sangat berpengengaruh adalah hujan dan yang paling membuat saya terkesan adalah para panitia masih bisa mengkontrol dengan cukup baik acara tersebut. Kemudian untuk dana sendiri, hal ini sangat membedakan dari Parade Budaya tahun sebelumnya yaitu soal pemotongan dana. Untuk Nidayaku kami mengajukan nominal yang sama seperti acara tahun sebelumnya, dan kami mengambil resiko merelakan dana dipotong hampir sekitar 30% dan berganti nama dikarenakan masih belum cukup menarik untuk yang tahun lalu. Dan daripada acara ini ditiadakan jadi itu juga alasan kami berganti nama. Oleh karena itu kami menyebut NIDAYAKU adalah “transformasi” dari Parade Budaya. Para panitia juga bisa bekerja dengan cepat berdasarkan waktu yang dirasa sangat singkat ditambah diadakannya pildek dan lain sebagainya. Tapi saya masih tetap sangat bersyukur dengan banyak kendala panitia, seluruh pengisi acara dan penonton masih begitu antusias hingga acara ini selesai pada tengah malam.(ken/fib)
*penulis adalah Menteri Seni Budaya BEM FIB UB 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar